Laba Q3 Tembus Rp 24,78 T, Kredit BRI Tembus Rp 903 T
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, meraih laba bersih Rp 24,78 triliun hingga periode 9 bulan pertama tahun ini atau per 30 September 2019, meningkat 5,36% dibandingkan laba bersih Rp 23,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank BRI terus menorehkan kinerja positif dan di atas rata rata industri perbankan nasional. Dalam press conference yang digelar di Kantor Pusat BRI, Jakarta, (24/10), Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan salah satu penyokong utama kinerja BRI yakni penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan di atas rata rata industri.
Hingga akhir September 2019, BRI secara konsolidasian telah menyalurkan kredit senilai Rp 903,14 triliun, tumbuh 11,65%, lebih tinggi dari industri sebesar 8,59% (data OJK bulan Agustus 2019) dengan NPL (tingkat kredit bermasalah) 3,08%.
"Segmen mikro tumbuh 13,23% yoy dengan proporsinya mencapai sepertiga dari keseluruhan kredit BRI," imbuh Sunarso.
Apabila dirinci, kredit mikro BRI tercatat Rp 301,89 triliun, kredit konsumer BRI Rp 137,29 triliun atau tumbuh 7,85% yoy, dan kredit ritel dan menengah Rp 261,67 triliun atau tumbuh 14,80% yoy.
Adapun kredit korporasi BRI Rp 202,30 triliun.
"Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,60% dari keseluruhan kredit BRI, di mana angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan targetnya proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80% di tahun di tahun 2022," ujarnya.
Kredit Usaha Rakyat
Selama Januari hingga September 2019, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur, di mana pencapaian ini setara dengan 88,83% dari alokasi penyaluran KUR yang di-breakdown pemerintah di tahun 2019.
"Bank BRI berkomitmen untuk terus fokus dalam melakukan ekspansi bisnis di segmen mikro dengan melakukan strategi go smaller, go shorter, go faster," ujarnya.
Foto: Paparan Kinerja Keuangan Triwulan III Tahun 2019 (CNBC Indonesia/Rahajeng KH)
|
Beberapa langkah nyata yang telah dilakukan oleh Bank BRI untuk memperkuat bisnis mikro di antaranya yakni digitalisasi bisnis proses dengan menggunakan BRISPOT, penguatan big data segmen mikro, peningkatan kapabilitas SDM serta melakukan rejuvenasi produk pinjaman mikro.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp 959,24 triliun atau tumbuh 9,91% yoy lebih tinggi dari industri sebesar 7,62% (data OJK bulan Agustus 2019).
Giro BRI tumbuh 21,77% yoy menjadi Rp 171,85 triliun, tabungan BRI tumbuh 9,20% yoy menjadi Rp 384,02 triliun dan deposito tumbuh 6,16% yoy menjadi Rp 403,37 triliun.
Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito mampu mendongkrak dana murah (CASA) BRI. Pada kuartal III 2019 CASA BRI tercatat 57,95%, meningkat dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 56,46%.
Dari sisi Fee Based Income (FBI), hingga akhir September 2019 Bank BRI mampu tumbuh double digit sebesar 12,03% yoy atau sebesar RP 9,74 Triliun dibandingkan dengan FBI kuartal III 2018 sebesar Rp 8,69 triliun.
Pendapatan bunga BBRI menjadi Rp 86,64 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 78,70 triliun, naik 10,08%. Laba operasional yang diraih mencapai Rp31,09 triliun, atau tumbuh 3,97% dari laba operasional Rp29,90 triliun sebelumnya.
Aset BRI mencapai Rp 1.305,67 triliun, atau tumbuh 10,34% yoy. Untuk rasio perbankan lainnya, LDR (loan to deposit ratio) BRI tercatat 94,15% dan CAR 21,89%.
"Angka LDR ini kami nilai sangat moderat dan CAR yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan Bank BRI di masa mendatang," pungkas Sunarso.
(tas)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laba Q3 Tembus Rp 24,78 T, Kredit BRI Tembus Rp 903 T"
Post a Comment