RI Setop Ekspor Nikel, Saham INCO, DKFT dan ANTM Melesat!
Jakarta, CNBC Indonesia - Penambang nikel Indonesia sepakat untuk menghentikan ekspor bijih nikel sesegera mungkin yang memicu harga nikel kembail melejit di pasar global. Sentimen ini membuat harga saham emiten tambang mineral pun melesat jelang penutupan sesi I, di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa ini (29/10/2019).Beberapa saham sektor tambang mineral di BEI yakni PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (VALE), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).
Data perdagangan BEI mencatat, pada pukul 11.22 WIB, saham INCO melesat 6,48% di level Rp 3.780/saham dengan net buy asing Rp 59,49 miliar.
Urutan kedua tertinggi yakni saham DKFT yang naik signifikan hingga 5,95% di level Rp 214/saham dengan net buy asing Rp 115,79 juta.
Berikutnya saham ANTM juga naik 2,19% di level Rp 935/saham dengan net buy asing Rp 10,42 miliar dan saham TINS positif 1,09% di level Rp 925/saham dengan catatan jual bersih asing (net sell) Rp 106,40 juta.
Di sisi lain, saham ZINC naik tipis hanya 0,47% di level Rp 426/saham dengan net sell asing Rp 9,82 juta, sementara itu saham SMRU stagnan di level Rp 50/saham.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa para penambang nikel di Tanah Air setuju untuk menghentikan ekspor sesegera mungkin. Kebijakan ini cukup mengejutkan setelah kabar ekspor bijih nikel dipercepat dan mulai berlaku Januari tahun depan, maju 2 tahun dari target awal 2022.
Bahlil mengatakan ekspor bijih nikel yang akan dikirim dari Indonesia akan dibeli oleh operator smelter lokal dengan harga patokan internasional.
"Perjanjian ini bukan atas dasar surat dari pemerintah maupun kementerian terkait, melainkan perjanjian bersama. Perjanjian ini dilakukan oleh antara pemerintah dengan asosiasi nikel" terang Bahlil Lahadalia, dikutip Reuters, Senin kemarin (28/10/2019).
Kebijakan ini ditengarai berpotensi besar untuk membuat pasar kalang kabut dan harga nikel kembali melejit pada pembukaan perdagangan siang nanti, Selasa (29/10) atau 12.25 WIB.
Pada penutupan perdagangan Senin kemarin, harga nikel dunia berada di level US$ 16.675/ton. Harga nikel telah melonjak lebih dari 50% di tahun ini.
Melesatnya harga nikel ke level tertinggi terjadi seiring dengan pengumuman bahwa Indonesia akan mempercepat waktu pelarangan ekspor bijih nikel dari 2022 menjadi 2020. Hal ini dilakukan untuk mendukung industri smelter dalam negeri.
(tas/hps)Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "RI Setop Ekspor Nikel, Saham INCO, DKFT dan ANTM Melesat!"
Post a Comment