Walau Kredit Loyo, BCA Masih Pede di Segman Korporasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tren pertumbuhan kredit di industri perbankan yang melambat, PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) masih mengandalkan sektor korporasi.Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan hingga triwulan III-2019, BCA sudah menyalurkan kredit Rp 585 triliun, tumbuh 10,9% secara tahunan.
Dari pertumbuhan double digit itu, segmen korporasi mampu tumbuh 16,5% secara tahunan menjadi Rp 230 triliun. Kredit di segmen komersial dan UMKM tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp 192,2 triliun. Sedangkan, dari segmen konsumer tumbuh melambat hanya 4,1% menjadi Rp 156,3 triliun.
Jahja mengakui meski pertumbuhan kredit BCA secara konsolidasi bisa melampaui industri di level 8,6% secara tahunan, pertumbuhan kredit tahun ini tidak seagresif tahun lalu. "Tahun ini di luar ekspektasi, karena OJK-BI kita sendiri perkirakan 9% bahkan di atas 9%. Kalau melihat situasi year to date 6% mungkin akhir tahun bisa 8%, kita sedikit pesimistis," kata Jahja Setiaatmadja saat paparan publik kinerja BBCA triwulan III-2019 di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Ada beberapa penyebab tren kredit melambat. Pertama adalah situasi pasar yang belum kondusif karena perhelatan Pilpres 2019 sejak awal tahun ini. Sikap wait and see pelaku pasar juga berlanjut hingga Presiden Jokowi mengumumkan kabinet barunya.
Selain itu, perbankan juga menghadapi tantangan berlanjutnya perang dagang, pelemahan ekonomi global yang juga berdampak pada kondisi makroekonomi domestik.
"Saya menghubungi belasan korporasi besar, harapan mereka secara umum positif, sangat positif, mereka mengharapkan kabinet baru terjadi suasana kondusif, karena banyak profesional yang mewarnai kabinet, tapi mereka harus menunggu hasil apa yang diejawantahkan program kerja masing-masing menteri ke depan," kata dia.
Menarik untuk ditelisik, salah satu sektor yang mengalami perlambatan adalah konsumer. Ini ditandai dengan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang melambat disebabkan karena masyarakat kini mulai beralih ke transportasi daring atau angkutan massal seperti MRT. Situasi ini, menyebabkan permintaan kredit kendaraan justru melambat, bahkan, untuk kendaraan roda dua tumbuh negatif.
Karena itu, BCA mengantisipasinya dengan membidik sektor kredit korporasi dan memilah sektor yang potensial. Menurut Jahja, sektor ini masih memiliki ruang untuk tumbuh. "Korporasi kita kalau dilihat yoy tumbuh 16%, jadi korporasi masih punya potensi yang cukup besar," ungkap dia.
"Cuma ya harus jeli mana (sektor yang dibidik) karena sekali macet, itu kan dampaknya besar. Jadi memang korporasi memang tetap punya prospek ke depan," pungkas Jahja.
Di sisi lain, sektor komersial dan UMKM juga berpotensi dilirik, terutama yang sudah memiliki suppy chain yang besar, bukan UMKM yang berdiri sendiri. (dru)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Walau Kredit Loyo, BCA Masih Pede di Segman Korporasi"
Post a Comment