Gas Terus, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.000/US$ Hari Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat melawan pada perdagangan Senin (28/10/19) melanjutkan performa apik sepanjang pekan lalu.Rupiah membuka perdagangan hari ini menguat 0,11% ke di level US$ 14.015/US$, dan sempat menyentuh level terkuat hari ini US$ 1.4.010/US$. Selepasnya, rupiah menipiskan penguatan hingga tersisa 0,07%, berada di level Rp 14.020/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Pada pekan lalu ada dua sentimen yang membuat rupiah berjaya melawan dolar AS. Yang pertama pengumuman dan pelantikan Kabinet Indoensia Maju. Banyak penilaian ditujukan pada komposisi kabinet kali ini, ada yang mengapresiasi, ada juga yang mengkritik. Tetapi setidaknya bentuk kabinet sudah terlihat, dan ketidakpastian di pasar bisa berkurang.
Apalagi masuknya Partai Gerindra (yang selama ini menjadi oposisi) ke Kabinet Indonesia Maju, sehingga stabilitas politik bisa terjaga. Ketika kondisi politik stabil, maka iklim investasi akan membaik, dan aliran modal bisa masuk deras ke dalam negeri.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga lagi pada pekan lalu juga mendorong penguatan rupiah. BI kini sudah memangkas suku bunga 7-Day Reserve Repo Rate dalam empat bulan beruntun, masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 5%.
Penurunan suku bunga tersebut diharapkan bisa memacu perekonomian Indonesia agar tumbuh lebih tinggi.
Sementara pada hari ini, Mata Uang Garuda mendapat suntikan tenaga dari hubungan AS-China yang kian mesra. Usai dialog dagang di Washington beberapa waktu lalu, relasi dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini memang terus membaik.
AS-China dikabarkan segera menyepakati perjanjian damai dagang fase I. Mengutip keterangan tertulis Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives), Washington dan Beijing disebut sudah menyepakati sejumlah isu yang spesifik.
"Kedua pihak sudah dekat untuk menyepakati beberapa hal dalam perjanjian. Diskusi tingkat wakil menteri akan terus berlangsung, dan kedua negara akan mengadakan pembicaraan melalui sambungan telepon dalam waktu dekat," ungkap keterangan tertulis itu.
Tidak hanya AS, pihak China pun memberi konfirmasi bahwa diskusi berjalan mulus. Keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China menyebutkan, pembahasan teknis mengenai sejumlah isu bisa dibilang sudah kelar. Salah satu isu yang dibahas adalah soal sektor pertanian.
Semakin dekatnya penandatanganan kesepakatan dagang kedua negara membuat sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko (risk appetite) membaik, terlihat dari menghijaunya bursa saham Asia. Rupiah juga mendapat rejeki dari membaiknya risk appetite investor.
(BERLANJUT KE HAMANAN 2) (pap/pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gas Terus, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.000/US$ Hari Ini?"
Post a Comment