BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Perkasa Lawan Dolar Australia
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (24/10/19). Ini berarti sepanjang pekan ini tidak sekalipun Mata Uang Kanguru mampu menguat melawan Mata Uang Garuda.Dolar Australia melemah 0,09% ke level Rp 9.603,1/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan bahkan sempat mengalami pelemahan 0,44% ke level Rp 9.569,31/AU$. Sementara dalam tiga hari sebelumnya dolar Singapura melemah 0,31%, 0,42% dan 0,11%.
Dalam jangka menengah dolar Australia diprediksi masih akan mengalami pelemahan, dan dipengaruhi oleh data domestik.
"Dolar Australia dan dolar Selandia Baru akhirnya menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah sempat menguat beberapa waktu sebelumnya. Penguatan sebelumnya dipicu oleh membaiknya sentimen yang datang dari negosiasi dagang Amerika Serikat dengan China. Saat ini pasar memang masih mengambil posisi beli, tapi saya memperkirakan masih ada ruang penurunan, khususnya untuk dolar Australia" kata Dabiel Jakobsson, trader forex spot di UBS, sebagaimana dilansir poundsterlinglive.com.
Masih berdasarkan laporan poundsterlinglive.com, strategist UBS, Vassili Serebriakov, mengatakan dolar Australia kemungkinan akan digerakkan outlook perekonomian domestik serta tren kebijakan ekonomi. Serebriakov melihat bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) masih akan dovish, tetapi dolar Australia berpeluang akan bangkit di tahun depan mengikuti pulihnya kondisi ekonomi global.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) hari ini kembali memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate. Ini berarti BI sudah memangkas suku bunga dalam empat bulan berturut-turut.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day RR 25 bps menjadi 5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Pemangkasan suku bunga kali ini sudah diprediksi banyak pihak. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 25 basis poin (bps) menjadi 5%. Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan BI kembali memangkas suku bunga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Perkasa Lawan Dolar Australia"
Post a Comment