Search

Rupiah Terpanggang Bara Perang Dagang AS-China Yang Memanas

Rupiah Terpanggang Bara Perang Dagang AS-China Yang Memanas

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/8/19). Perang dagang yang kembali memanas memberikan sentimen buruk ke pasar finansial, tidak hanya di dalam negeri tetapi secara global.

Setelah hampir 1 bulan "membisu", China akhirnya bersuara melawan ancaman AS dengan mengenakan tarif baru impor produk dari AS pada Jumat (23/8/19) pekan lalu.

Seperti diketahui sebelumnya, AS mengenakan tarif impor baru terhadap produk China pada 1 Agustus. Namun beberapa pekan setelah itu, AS merevisi tarif impor yang mestinya berlaku pada 1 September. Beberapa produk batal dikenakan tarif, dan kenaikan tarif atas produk lainnya ditunda.

Selain itu pejabat-pejabat AS, termasuk Presiden AS Donald Trump, bahkan mengindikasikan akan memulai kembali perundingan dagang dengan China akan dimulai lagi pada awal September.


Di saat pelaku pasar berharap kedua negara bisa mencapai kesepakatan, China yang sebelumnya membisu justru memberikan balasan ke AS. Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.

Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.

Langkah China kembali membuat AS panas. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.


Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

Akibat eskalasi perang dagang tersebut, harapan akan adanya damai dagang semakin memudar, pelaku pasar kembali cemas akan pelambatan ekonomi global, bahkan kemungkinan terjadi resesi. Saat kondisi pasar seperti itu, rupiah tentunya tidak dalam posisi yang menguntungkan. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(pap/pap)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Terpanggang Bara Perang Dagang AS-China Yang Memanas"

Post a Comment

Powered by Blogger.