Duh! Makin Parah, Bursa Saham Asia 'Kebakaran'
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia tak bisa bangkit dari zona merah hingga perdagangan tengah hari waktu Indonesia, Senin (26/8/2019). Krisis hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Asia.Indeks Nikkei di Jepang terkapar 2,41% ke level 20.212,41. Lalu bursa saham Hong Kong atau indeks Hang Seng juga terperosok 3,1% ke level 25.369,44.
Demikian pula dengan bursa saham Shanghai amblas 1,15% ke level 2.864,11 dan bursa saham Singapura atau indeks Straits Times turun 1,74% ke level 3.056,19. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ikutan melorot 0,99% ke level 6.193,89 pada penutupan sesi I.
Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitternya pekan lalu menaikkan tarif barang-barang impor dari China senilai US$ 250 miliar menjadi 30% dari 25%.
Tarif untuk US$ 300 miliar lagi dalam produk-produk China juga akan naik menjadi 15% dari 10%, kata Trump dalam cuitannya.
Pungutan atas barang senilai US$ 250 miliar dijadwalkan akan dimulai pada 1 Oktober, sementara bea atas barang impor China senilai US$ 300 miliar ditetapkan untuk mulai berlaku dalam dua tahap pada 1 September dan 15 Desember.
Ini merupakan aksi balasan, karena beberapa jam sebelumnya Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.
Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.
Pada KTT G-7 selama akhir pekan di Prancis, Trump mengatakan ia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi lagi, menambahkan bahwa ia dapat menyatakan perang dagang AS-China sebagai keadaan darurat nasional.
"Eskalasi tit-for-tat [pembalasan setara, equivalent retaliation] ini menunjukkan betapa tidak mungkin sebuah kesepakatan perdagangan dan de-eskalasi telah terjadi," kata Louis Kuijs, Kepala Ekonom Asia di Oxford Economics dalam tulisannya seperti dikutip CNBC International, Senin (26/09/2019).
"Sekarang ini, tidak mungkin pembatasan perdagangan yang ada dan yang direncanakan akan dihapus dalam waktu dekat [antara China dan AS], sementara jenis pembatasan lainnya juga dapat diperkenalkan," jelasnya.
(hps/tas)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duh! Makin Parah, Bursa Saham Asia 'Kebakaran'"
Post a Comment