Gawat, China Sudah Ngegas Lagi dan Gaung Resesi Kian Terdengar!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditransaksikan bervariasi pada perdagangan kemarin (27/8/2019): Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,02% ke level 6.278,17, rupiah terdepresiasi 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.250/dolar AS, sementara imbal hasil (yield) obligasi seri acuan tenor 10 tahun turun 0,8 bps.Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga bergerak di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,96%, indeks Shanghai melesat 1,35%, indeks Straits Times naik 0,07%, dan indeks Kospi bertambah 0,43%.
Kembali hadirnya asa damai dagang AS-China menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Berbicara di hadapan reporter di sela-sela pertemuan dengan para pimpinan negara-negara Group of Seven (G-7) di Prancis, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa kedua negara akan mulai berbincang dengan sangat serius.
"China menelepon delegasi tingkat tinggi kami di bidang perdagangan tadi malam dan mengatakan 'mari kembali ke meja perundingan' sehingga kami akan melakukannya dan saya rasa mereka ingin melakukan sesuatu. Mereka telah sangat tersakiti namun mereka sadar bahwa inilah langkah yang tepat untuk dilakukan dan saya memiliki rasa hormat yang besar untuk itu. Ini adalah perkembangan yang sangat positif untuk dunia," kata Trump, dilansir dari CNBC International.
Komentar dari Trump tersebut datang pasca sebelumnya Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sudah mendinginkan suasana terlebih dahulu. Mnuchin memberi sinyal bahwa AS masih sangat terbuka untuk meneken kesepakatan dagang dengan China, asalkan kesepakatannya merupakan kesepakatan yang adil dan berimbang.
"Jika China setuju terhadap sebuah hubungan yang adil dan berimbang, kami akan menandatangani kesepakatan (dagang) itu dalam sekejap," kata Mnuchin, dilansir dari CNBC International.
Sebelumnya, perang dagang kedua negara tereskalasi menjelang dan pada saat akhir pekan. Eskalasi pertama dari pengumuman China bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.
Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.
"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.
Eskalasi berikutnya datang dari langkah AS yang merespons bea masuk balasan dari China dengan bea masuk versinya sendiri. Melalui cuitan di Twitter, Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.
Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.
"...Yang menyedihkan, pemerintahan-pemerintahan terdahulu telah membiarkan China lolos dari praktek perdagangan yang curang dan tidak berimbang, yang mana itu telah menjadi beban yang sangat berat yang harus ditanggung oleh masyarakat AS. Sebagai seorang Presiden, saya tak lagi bisa mengizinkan hal ini terjadi!...." cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Jika dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut bisa segera meneken kesepakatan dagang, tentu perekonomian global bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Klaim Sepihak Trump Kirim Wall Street Melemah (ank)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gawat, China Sudah Ngegas Lagi dan Gaung Resesi Kian Terdengar!"
Post a Comment