Search

Emas Jadi Korban Harapan Damai Dagang AS-China

Emas Jadi Korban Harapan Damai Dagang AS-China

Jakarta, CNBC Indoensia - Harga emas melemah hampir 1% pada perdagangan Kamis kemarin, dan terlihat masih berlanjut hingga perdagangan Jumat (30/8/19) siang ini. Padahal pada perdagangan kemarin, harga emas dunia ini sempat menyentuh level US$ 1.550/troy ons.

Harapan akan adanya perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China memberikan angin segar ke pasar finansial dan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar. Dampaknya, aset aman (safe haven) seperti emas menjadi kurang menarik, pelaku pasar kembali masuk ke aset berisiko seperti saham yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.

Sepanjang bulan Agustus pelaku pasar dibuat cemas akan eskalasi perang dagang AS-China yang membuat permintaan emas sebagai aset safe haven meningkat dan harganya melesat naik.


Hal tersebut bermula dari AS yang mengenakan tarif baru impor produk dari China. Total nilai produk yang akan dikenakan tarif impor sebesar US$ 300 miliar.

China kemudian membalas kebijakan AS dengan mendevaluasi nilai tukar yuan hingga ke level terendah lebih dari satu dekade terhadap dolar AS. Kebijakan tersebut membuat pelaku pasar cemas perang dagang akan juga mengarah ke perang mata uang.

China ditengarai sengaja mendevaluasi mata uangnya untuk mendapat keunggulan kompetitif di perdagangan international. Produk China menjadi lebih murah, sehingga efek tarif impor tinggi dari AS bisa diminimalisir.

Sikap AS kemudian melunak, dan menunda kenaikan tarif sebagian produk China, bahkan ada yang dibatalkan.

Tetapi secara tiba-tiba pada Jumat (23/8/19) lalu, China menaikkan tarif impor untuk produk AS. Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.

Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.


Kejutan dari China tersebut membuat Presiden Trump geram. Tidak berselang lama ia mengumumkan melalui Twitter bahwa Negeri Paman Sam akan menaikkan bea masuk dari 25% menjadi 30% bagi impor produk China senilai US$ 250 miliar. Selain itu, Trump juga akan mengeksekusi bea masuk baru bagi importasi produk-produk China senilai US$ 300 miliar dengan tarif 15%.

Hubungan kedua negara pun memanas sejak saat itu, dan baru mereda sejak Kamis kemarin setelah China menyatakan tidak akan membalas kenaikan impor AS dan ingin melakukan perundingan dagang.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(pap/pap)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Emas Jadi Korban Harapan Damai Dagang AS-China"

Post a Comment

Powered by Blogger.