Search

Isu Non-Deal Brexit Masih Tekan Pasar Obligasi Rupiah

Isu Non-Deal Brexit Masih Tekan Pasar Obligasi Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia -Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup terkoreksi tipis hari ini di tengah berkecamuknya kekhawatiran terhadap keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (non-deal Brexit).

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 3,7 basis poin (bps) menjadi 7,89%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Yield Obligasi Negara Acuan 29 Aug'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 28 Aug'19 (%)

Yield 29 Aug'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 29 Aug'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.781

6.789

0.80

6.7874

FR0078

10 tahun

7.327

7.349

2.20

7.3526

FR0068

15 tahun

7.747

7.766

1.90

7.7692

FR0079

20 tahun

7.857

7.894

3.70

7.8738

Avg movement

2.15

Sumber: Refinitiv

 

 

Sore

 

Yield Wajar Obligasi Negara Acuan 29 Aug'19

Indeks IBPA Gov Total Return

Seri

Jatuh tempo

Yield 28 Aug'19 (%)

Yield 29 Aug'19 (%)

Selisih (basis poin)

FR0077

5 tahun

6.7398

6.7874

4.76

259.2444

FR0078

10 tahun

7.307

7.3526

4.56

258.9003

FR0068

15 tahun

7.7356

7.7692

3.36

=

FR0079

20 tahun

7.8547

7.8738

1.91

-0.34

Avg movement

3.65

-0.13%

Sumber: IBPA

 

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,34 poin (0,13%) menjadi 258,9 dari posisi kemarin 259,24.

Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 585,8 bps, menyempit dari posisi kemarin 585,9 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 2,3 bps hingga 1,49% dari posisi kemarin 1,46%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada seluruh pasangan seri acuan, yang lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.

Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi yang terjadi pada tenor 2 tahun -10 tahun yang mulai bertahan, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. Sebelumnya, inversi kedua seri itu hanya terjadi sesaat dan tidak sampai penutupan pasar.

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

Yield US Treasury Acuan 29 Aug'19

Seri

Benchmark

Yield 28 Aug'19 (%)

Yield 29 Aug'19 (%)

Selisih (Inversi)

Satuan Inversi

UST BILL 2019

3 Bulan

1.972

1.992

3 bulan-5 tahun

60.2

UST 2020

2 Tahun

1.504

1.526

2 tahun-5 tahun

13.6

UST 2021

3 Tahun

1.422

1.44

3 tahun-5 tahun

5

UST 2023

5 Tahun

1.374

1.39

3 bulan-10 tahun

50.2

UST 2028

10 Tahun

1.468

1.49

2 tahun-10 tahun

3.6

Sumber: Refinitiv

 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.008,98 triliun SBN, atau 38,67% dari total beredar Rp 2.609,42 triliun berdasarkan data per awal pekan ini (26/8/19).

Angka kepemilikannya masih positif Rp 115,73 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 900 miliar.

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga tidak seperti penguatan yang terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya naik 0,12% menjadi 6.289 untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan 0,11% menjadi Rp 14.235 per dolar AS untuk rupiah.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, penguatan terjadi secara luas yang mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 28 Aug'19 (%)

Yield 29 Aug'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

7.42

7.59

17.00

China

3.07

3.049

-2.10

Jerman

-0.718

-0.709

0.90

Prancis

-0.442

-0.425

1.70

Inggris

0.444

0.435

-0.90

India

6.521

6.547

2.60

Jepang

-0.273

-0.282

-0.90

Malaysia

3.303

3.31

0.70

Filipina

4.44

4.385

-5.50

Rusia

7.19

7.17

-2.00

Singapura

1.684

1.702

1.80

Thailand

1.45

1.45

0.00

Amerika Serikat

1.468

1.491

2.30

Afrika Selatan

8.22

8.205

-1.50

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Isu Non-Deal Brexit Masih Tekan Pasar Obligasi Rupiah"

Post a Comment

Powered by Blogger.