Kisah Ciputra: Kehilangan Ayah, Jadi Tulang Punggung, Sukses!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka datang dari sektor properti Tanah Air. Tokoh senior properti, Dr (HC) Ir. Ciputra meninggal dunia di usia ke-88 pada Rabu 27 November 2019 pukul 01.05 waktu Singapura.
"Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," kata Tulus Santoso Brotosiswoyo Direktur Independen Ciputra Development kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/11/2019).
Bagaimana perjalanan hidup Ciputra yang dikenal sebagai tokoh properti nasional ini?
Tim Corporate Communication Ciputra Group menyampaikan cerita biografis singkat dari taipan kelahiran Sulawesi pada 24 Agustus 1931 ini.
Ciputra merupakan seorang pengusaha properti, tokoh entrepreneurship, dan filantropis yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah. Ciputra menjalani masa kecil yang tidak mudah karena harus kehilangan ayahnya yang ditangkap dan ditahan tentara penjajah.
Setelah kehilangan ayahnya, Ciputra menjadi tulang punggung keluarga. Sejak kecil, Ciputra sudah menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia bisnis, arsitektur dan seni, yang tercermin dari intuisinya dalam merenovasi sebuah bangunan gudang.
"Pak Ciputra muda penuh semangat dan hasrat mengejar pendidikan jurusan arsitek sampai ke kota Bandung. Setelah lulus dari dari Institut Teknologi Bandung [ITB] tahun 1960, beliau resmi menyandang gelar insiyur. Sebuah gelar yang bergengsi dan profesi yang menjanjikan di masa itu," tulis tim Ciputra Group dalam siaran pers diterima CNBC Indonesia, Rabu ini (27/11).
Sepanjang kariernya bekerja, Ciputra dikenal sebagai seorang pelopor bidang usaha properti di Indonesia. Kemampuannya teruji sukses
merintis dan membesarkan tiga grup korporasi yakni Grup Jaya, Grup Metropolitan, dan Grup Ciputra.
Foto: DR.(HC).Ir Ciputra/dok Ciputra Group
|
Awal mula karier
Bermula dari tahun 1960-an, dengan menggandeng Pemerintah DKI Jakarta, Ciputra membentuk PT Pembangunan Jaya. Proyek pertamanya adalah membangun sebuah pusat belanja modern pertama di Indonesia di atas lahan seluas 15 hektare, yang kemudian dikenal sebagai Proyek Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Belum selesai membangun proyek Pasar Senen, Ciputra mulai menggagas pembangunan proyek monumental lainnya di bagian utara kota Jakarta di atas lahan rawa yang tidak produktif seluas 550 hektare, yaitu Taman Impian Jaya Ancol.
Dengan konsep dan gagasannya, Ancol berubah menjadi kawasan pariwisata terpadu bertema pantai, yang dilengkapi convention center, perhotelan, pasar seni, wisata belanja, water park, taman rekreasi keluarga dan wisata pantai.
Selanjutnya melalui Grup Jaya juga, Ciputra berkontribusi mengembangkan Kota Satelit Bintaro Jaya yang dimulai pada tahap awal di areal seluas 100 hektare. Kini, Bintaro Jaya telah berubah menjadi kota satelit dengan areal seluas 2.321 hektare yang di dalamnya berisi hunian, mal, hotel, pusat kuliner, dan pertokoan.
Merintis Grup Metropolitan
Selama 10 tahun kemudian di tahun 1970-an, Ciputra bersama teman-teman koleganya mendirikan Grup Metropolitan. Dia mengembangkan sederet karya monumental di bawah kendali Grup Metropolitan.
Bekerjasama dengan Grup Salim, dikembangkanlah kawasan Pondok Indah yang merupakan hunian prestisius elite seluas lebih 500 hektare di Selatan Kota Jakarta yang terdiri dari perumahan, mal, hotel, perkantoran, lapangan golf, apartemen, dan rumah sakit.
Kini Rumah Sakit Pondok Indah dan Mal Pondok Indah 1 & 2 merupakan beberapa fasilitas pendukung yang turut dibangun dalam kawasan Pondok Indah ini.
Setelah itu, Grup Metropolitan mengembangkan kompleks perkantoran modern World Trade Center (WTC) di pusat bisnis Kota Jakarta yang terdiri dari 5 tower dari rencana pengembangan 7 tower.
Selain itu, Ciputra juga terlibat mengembangkan kawasan hunian prestisius lainnya di bagian Barat Jakarta, yaitu Puri Indah lengkap dengan RSPI Puri Indah dan Mal Puri Indah Jakarta.
Menggabungkan kekuatan Grup Metropolitan, Grup Jaya, Grup Salim, dan Grup Sinarmas, Ciputra kemudian menggagas pembangunan kota mandiri pertama di Indonesia, yakni Bumi Serpong Damai.
Bumi Serpong Damai merupakan sebuah kawasan hunian terpadu di Tangerang Selatan dengan luas sekitar 6.000 hektare terdiri dari hunian, mal, hotel, universitas, perkantoran, kompleks pertokoan, dan lapangan golf. PT Bumi Serpong Damai Tbk kini tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BSDE.
Cerita Kolaborasi Ciputra & Sinar Mas Group di BSD
[Gambas:Video CNBC]
"Di bawah Grup Metropolitan ini pula, Ciputra memiliki visi untuk melakukan diversifikasi di bidang teknologidengan mendirikan Metrodata, yakni sebuah perusahaan yang bergerak bidang bisnisteknologi informasi," tulis tim Ciputra.
Foto: DR.(HC).Ir Ciputra/dok Ciputra Group
|
Pendiri Grup Ciputra
Baru pada tahun 1980-an, Ciputra bersama keluarga mendirikan Grup Ciputra. Proyek perdana Grup Ciputra berada di kawasan barat Jakarta yang dikenal dengan nama Citra Garden City, kemudian merambah ke Citra Raya Tangerang.
"Ketika era Orde Baru berakhir di tahun 1998, Grup Ciputra mengalami krisis moneter. Namun demikian dengan tetap berpegang teguh pada keyakinannya, didukung jajaran orang kepercayaannya dan tidak lupa berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Grup Ciputra mampu melepaskan diri dari kesulitan," tulis tim Ciputra.
Kini, Grup Ciputra telah kembali menemukan momentum kebesarannya dan memiliki pengalaman di 13 bidang usaha, mulai dari pengembang perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, fasilitas rekreasi, pendidikan, kesehatan, agrikultur, telekomunikasi, pusat kesenian, perkebunan, media, telekomunikasi dan informasi digital.
Grup Ciputra juga telah mengembangkan lebih dari 130 proyek yang tersebar di 44 kota di Indonesia. Beberapa proyek monumental dan ikonik yang telah dibangun Ciputra di Indonesia antara lain Citra Garden City Jakarta, Citra Land Surabaya, Citra Raya City Tangerang, dan Citra Indah Jonggol.
Selain itu, ada Citra Gran Cibubur, Ciputra World Jakarta, Ciputra World Surabaya, CitraLand City Losari Makassar, Hotel dan Mal Ciputra Jakarta, Hotel dan Mal Ciputra Semarang. Grup Ciputra juga sudah melebarkan sayap bisnisnya ke beberapa negara di Asia yakni Shenyang (China), Jiaxing (China), Hanoi (Vietnam), Kolkata (India) dan Phnom Penh (Kamboja).
Mendorong Wirausaha, olahraga dan pendidikan
Ciputra tak hanya mendedikasikan hidupnya pada keluarga dan perusahaan saja, dia juga aktif berkegiatan di bidang sosial kemasyarakatan antara lain, menularkan semangat entrepreneurship, pengembangan olahraga, dan penyelenggaraan pendidikan.
Dia berkontribusi nyata dengan mendirikan sejumlah yayasan antara lain Yayasan Don Bosco, Yayasan Ciputra Pendidikan, Yayasan Tarumanegara, Yayasan Citra Kristus, Yayasan Jaya Raya, Yayasan Citra Berkat dan lainnya.
Tercatat sekurangnya ada empat universitas dan 16 sekolah yang ikut didirikan dan/atau dikelolanya melalui yayasan-yayasan tersebut, seperti Universitas Ciputra, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Tarumanagara, Sekolah Ciputra Surabaya, Sekolah Citra Berkat, Sekolah Citra Kasih, Metland School dan Sekolah Don Bosco. Sampai sekarang, lembaga pendidikan ini telah mendidik dan meluluskan lebih dari 100.000 orang.
Ciputra juga sangat mencintai dunia seni, terutama seni lukis dan seni patung. Berangkat dari kecintaan tersebut, dia mendirikan Ciputra Artpreneur, sebuah pusat seni yang terdiri dari Theater, Gallery, dan Museum.
Theater Ciputra Artpreneur merupakan venue pertunjukan berskala internasional berkapasitas 1.157 tempat duduk, dilengkapi dengan sound system yang lengkap.
Ciputra Artpreneur juga memiliki galeri dan exhibition center seluas 1.500 meter persegi dan museum. Ciputra Artpreneur ini dibangun di sebuah kompleks CBD mixed-used Ciputra World 1 Jakarta yang terintegrasi dengan mal, perkantoran, hotel, dan apartemen.
Ciputra dengan sederet karyanya yang terdiri dari 81 proyek residensial skala besar, 30 tower apartemen, 16 sekolah, 4 universitas, 14 hotel, 13 mal, 12 perkantoran, 7 rumah sakit, 3 theme park, 3 vila, 2 pasar modern, dan 5 pergudangan, masih terus menyemangati para penerusnya untuk mewujudkan mimpi dan harapan.
"Dalam setiap kesempatan, beliau selalu menyebarkan semangatnya bahwa "My biggest project is my next project". Harapannya adalah memberikan peninggalan karya dan jejak prestasi yang baik untuk diteruskanoleh generasi mendatang," tulis tim Ciputra.
Selamat jalan Pak Ci...
Simak jejak kolaborasi Ciputra-Sinar Mas
(tas/tas)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Ciputra: Kehilangan Ayah, Jadi Tulang Punggung, Sukses!"
Post a Comment