Data Ritel dan Kepercayaan Konsumen AS Bikin Wall Street Hijau

New York, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, menutup perdagangan pekan ini dengan hasil positif setelah sempat tertekan dalam beberapa hari terakhir. Sentimen positif yang menjadi katalis adalah laporan yang menyebutkan pendapatan peritel AS yang tumbuh solid dan data kepercayaan konsumen yang baik.

Peritel Nordstrom dan Gap menunjukan kedua perusahaan membukukan kenaikan pendapatan. Sementara itu, University of Michigan dalam laporannya menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi pada bulan November, memperkuat sentimen pada periode kritis untuk toko.

"Pasar difokuskan pada kesehatan konsumen yang memasuki musim belanja liburan," kata Adam Sarhan dari 50 Park Investments.

"Konsumen AS membentuk dua pertiga dari ekonomi sehingga fakta bahwa pengeluaran konsumen sangat kuat, baik di Main Street dan Wall Street, terutama saat kita memasuki musim liburan, adalah signifikan," katanya.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir pada 27.875,62 atau naik 0,4%, indeks S&P 500 naik 0,2% menjadi3.110,29, dan Indeks Nasdaq naik 0,2% menjadi 8.519,88.

Kinerja Wall Street sempat tercatat memecahkan rekor lagi di awal pekan ini, tetapi setelah itu tiga mengalami tekanan karena meningkatnya ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan AS-Cina.

Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Fox News bahwa kedua belah pihak "berpotensi sangat dekat" untuk menyelesaikan kesepakatan tetapi dia "tidak ingin" membuat satu.

Sebelumnya, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan dia berharap kesepakatan sudah dekat tetapi bahwa dia "tidak takut" untuk melawan jika perlu.

Perusahaan ritel Nordstrom melaporkan pendapatan melonjak 10,6% pada kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan. Dikatakan bahwa toko flagshipnya yang baru di New York menarik 85.000 kunjungan selama akhir pekan pertama.

Tetapi Williams-Sonoma melaporan laba turun 1,9% kuartal ketiga. Laba Tesla juga merosot 6,1% setelah peluncuran truk pickup listrik yang dinilai banyak kalangan tidak mungkin untuk menantang model terlaris oleh Ford dan perusahaan mobil konvensional lainnya.

Peluncuran itu juga termasuk momen memalukan bagi Kepala Eksekutif Elon Musk, yang terdengar menggunakan sumpah serapah ketika jendela kendaraan yang seharusnya tidak bisa dihancurkan retak setelah dipukul dengan bola baja.

(hps/hps)