Duh! Mengekor Bursa Utama Asia, IHSG Merah Pekan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah di pekan ini. Dalam lima hari perdagangan IHSG sebenarnya mampu menguat dua hari beruntun, tetapi masih belum cukup membawanya ke zona hijau.Total sepanjang pekan ini IHSG melemah 0,46%, mengakhiri perdagangan Jumat kemarin di level 6.100,24. Titik saat ini berada dekat level terlemah satu bulan 6.062,98 yang disentuh pada Kamis (14/11/19) pekan lalu.
IHSG melemah bersama dengan bursa-bursa utama Asia di pekan ini. Indeks Kospi Korea Selatan dan Nikkei Jepang anjlok masing-masing 2,79% dan 1,3%. Indeks Shanghai Composite China melemah 0,21% begitu juga dengan Strait Times Singapura yang turun 0,41%.
Hanya Indeks Hang Seng Hong Kong yang berhasil mencatat penguatan 1,02% di pekan ini.
Kabar-kabar terbaru dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi penggerak bursa saham Asia di pekan ini.
Pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan jika China tidak menandatangani kesepakatan dagang, maka bea masuk akan dinaikkan lagi.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan dengan China, saya akan menaikkan bea masuk, bahkan lebih tinggi lagi" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.
Sehari setelahnya Reuters melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
"Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera. China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan" kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah, melalui Twitter, Rabu.
Di hari Kamis kabar bagus berhembus, China dikabarkan ingin bertemu langsung dengan AS, tidak hanya via telepon. Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face Beijing.
"China akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka" kata Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.
Berbagai berita tersebut membuat sentimen pelaku pasar berubah-ubah yang membuat pergerakan bursa naik turun.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 5%. Dengan demikian BI mengakhiri rentetan penurunan suku bunga dalam empat bulan berturut-turut.
Tetapi BI bukan tanpa stimulus kali ini, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi persnya mengumumkan bahwa rasio Giro Wajib Minimum (GWM) dipangkas sebesar 50 basis poin, yang mulai berlaku pada 2 Januari 2020.
"GWM diturunkan untuk bank umum dan syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Dengan dilonggarkannya rasio GWM, maka likuiditas di bank akan bertambah dan bisa digunakan oleh mereka guna menggenjot penyaluran kredit. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi RI diharapkan akan lebih terpacu lagi.
Namun sayangnya, kebijakan BI tersebut belum mampu mendongkrak kinerja IHSG di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duh! Mengekor Bursa Utama Asia, IHSG Merah Pekan Ini"
Post a Comment