Pantau AS-China Boleh, Tapi Jangan Lupa Meksiko Sudah Resesi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup variatif pada perdagangan kemarin. Namun kalau melihat pasar keuangan Asia secara umum memang agak lucu, karena tidak ada pola yang seragam.
Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,46%. Sementara indeks saham utama Asia lainnya tidak menunjukkan tren yang jelas, mixed.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,07% kala penutupan perdagangan pasar spot. Seperti halnya di pasar saham, pasar valas Benua Kuning pun tidak membentuk pola yang jelas.
Apa yang terjadi di pasar keuangan Asia mencerminkan kegamangan investor. Ada keraguan kala ingin masuk ke instrumen berisiko di negara-negara Asia, karena minimnya sentimen penggerak pasar.
Investor sepertinya masih wait and see, belum ada yang berani bermain ofensif karena menunggu perkembangan hubungan AS-China. Di satu sisi, ada harapan AS-China bisa mencapai kesepakatan damai dagang Fase I.
Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan dirinya sudah berkomunikasi dengan Presiden China XI Jinping. Hasilnya cukup positif, di mana kesepakatan dagang diperkirakan bisa terjadi dalam waktu dekat.
"Kita akan segera memperoleh kesepakatan dengan China, mungkin sudah dekat," ujar Trump dalam wawancara bersama Fox News, seperti dikutip dari Reuters.
Namun di sisi lain, pelaku pasar juga mencemaskan ada faktor lain yang bisa mempengaruhi perjanjian damai dagang tersebut yaitu Hong Kong. Sebagai informasi, Kongres AS sudah menyetujui undang-undang penegakan hak asasi manusia di Hong Kong. Jika aturan ini diterapkan, maka AS bisa menjatuhkan embargo kepada pejabat China yang dinilai melakukan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah eks koloni Inggris tersebut.
Beijing tentu tidak terima bila AS ikut campur terlalu jauh dengan urusan dalam negeri mereka. Bisa saja intervensi AS menjadi sandungan bagi tercapainya damai dagang.
Selain itu, Trump juga menegaskan kesepakatan dengan China tidak bisa imbang. Kepentingan AS harus diutamakan, karena selama ini China dinilai telah berlaku tidak adil.
"AS menderita selama bertahun-tahun karena China mencatat surplus (perdagangan) yang begitu besar. Saya sudah mengatakan kepada Presiden Xi bahwa (kesepakatan) ini tidak bisa seimbang. Kami ada di lantai, sementara Anda sudah di langit-langit," tegas Trump dalam wawancara di Fox News.
Pada Januari-September 2019, AS mengalami defisit US$ 263,19 miliar kala berdagang dengan China. Tahun lalu, AS juga tekor US$ 419,53 miliar.
Oleh karena itu, masih ada risiko AS-China tidak bisa dipertemukan. Selama AS masih membukukan defisit perdagangan dengan China, apalagi kalau nilainya semakin parah, maka Trump bakal semakin galak dan perang dagang bisa semakin panjang.
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pantau AS-China Boleh, Tapi Jangan Lupa Meksiko Sudah Resesi!"
Post a Comment