Laju Kredit Tertahan, Bisakah Ekonomi RI Tumbuh 5,1% di 2019?
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam press release Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pekan ini, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia masih terjaga, namun fungsi intermediasi perbankan menjadi perhatian.Pasalnya, pertumbuhan kredit terus menunjukkan tren perlambatan. "Pertumbuhan kredit melambat dari 8,59% (YoY/year-on-year) pada Agustus 2019 menjadi 7,89% YoY pada September 2019," tulis press release RDG BI pada Kamis (21/11/2019).
Dari grafik di atas, terlihat bahwa pertumbuhan kredit industri perbankan Ibu Pertiwi menunjukkan tren penurunan setidaknya dalam delapan bulan terakhir. Bahkan laju pertumbuhan kredit bulan September 2019, jauh lebih rendah dari September tahun lalu, di mana kredit perbankan Tanah Air dapat tumbuh hingga 12,69% YoY.
Perry mengatakan bahwa kredit perbankan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni dari sisi penawaran dan permintaan. Nah dari sisi penawaran semua faktor kondusif atau positif. Namun yang jadi masalah adalah dari sisi penawaran yang membuat kredit perbankan mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Tentu saja kami sampaikan kredit belum meningkat pesat karena banyak didorong oleh belum kuatnya permintaan kredit dari sisi korporasi," ujar Perry di Gedung BI, Kamis (21/11/2019).
Merujuk laporan Statistik Perbankan Indonesia bulan Agustus 2019 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan penggunaan kredit kepada pihak ketiga untuk kredit modal kerja tercatat turun, dari Rp 2.532 triliun pada Juli 2019 menjadi Rp 2.526 triliun pada Agustus 2019. Sedangkan untuk kredit investasi dan konsumsi masih menunjukkan pertambahan nilai.
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laju Kredit Tertahan, Bisakah Ekonomi RI Tumbuh 5,1% di 2019?"
Post a Comment