China 'Hasut' Rusia Campakkan Dolar dan Pakai Yuan, Berhasil?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat China 'menghasut' Rusia untuk 'membuang' dolar dan lebih banyak menggunakan mata uangnya, renminbi (RMB), baik sebagai alat pembayaran maupun investasi. Hal itu mereka sampaikan dalam acara forum investasi bertajuk Russia Calling! Di Moskow, pekan lalu.Menurut laporan Forbes, Direktur Eksekutif Belt and Road Initiavites (BRI) Fund Yanzhi Wang adalah yang pertama kali mengemukakan ide buang dolar dan penggunaan renminbi. Alasannya tentu saja melobi Rusia karena kedua negara sama-sama 'memusuhi' Amerika Serikat (AS).
Sehingga mereka sangat sadar akan risiko ketergantungan pada dolar terhadap kemampuan mereka untuk menumbuhkan ekonomi mereka dan berdagang dengan negara lain.
"Investor seperti kita harus mengeksplorasi solusi praktis di mana kemampuan untuk menggunakan dolar terbatas," kata Wang. "Kita harus menggunakan alternatif. Dengan RMB sekarang dalam keranjang mata uang Dana Moneter Internasional (IMF), RMB lebih sering digunakan untuk perdagangan lintas batas, menggunakan RMB mengurangi risiko valuta asing dan biaya transaksi."
Lebih lanjut, Wang mengatakan menggunakan renminbi akan membantu kedua negara mempermudah transaksi mereka yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan bisnis.
"Bank atau lembaga keuangan lokal dapat melakukan pertukaran renminbi-rubel untuk membuatnya lebih mudah. Ini adalah siklus bisnis masa depan bagi kami, dalam pandangan kami. Jika itu berhasil, maka lebih banyak modal RMB bisa mengalir ke Rusia," ujarnya.
Sayangnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis ajakan tersebut.
"Renminbi memiliki batasan karena konvertibilitas dan China menyatakan bahwa masih terlalu dini bagi mereka untuk (menerapkan) liberalisasi pasar penuh seperti halnya rubel (mata uang Rusia dan Belarusia)," kata Putin.
"Adalah realistis bagi kami ingin melakukan perdagangan dalam mata uang nasional kami sendiri. Adapun untuk mengumpulkan uang dalam RMB, kami tidak tertarik dengan mata uang (ini), kami tertarik pada proposal investasi (China) terlebih dahulu."
Sebenarnya China membatasi aliran mata uangnya ke luar negeri. Oleh karenanya, akan dibutuhkan peningkatan jumlah renminbi untuk dialirkan ke luar negeri oleh pemerintah China. Selain itu, perusahaan-perusahaan China umumnya memiliki banyak aturan lain untuk dapat berinvestasi di luar negeri.
(sef/sef)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China 'Hasut' Rusia Campakkan Dolar dan Pakai Yuan, Berhasil?"
Post a Comment