Waspada! AS dan China Resmi Terapkan Tarif Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia cenderung bergerak ke utara sepanjang perdagangan pekan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan dan rupiah kompak mencatatkan penguatan dengan menorehkan perolehan tertinggi sejak 5 Agustus 2019. Hanya harga obligasi pemerintah yang terkontraksi.Pekan lalu, bursa saham acuan Tanah Air menguat 4 hari beruntun dengan total kenaikan sebesar 1,16% ke level 6.328,47 poin.
Perolehan tersebut membuat IHSG berhasil menduduki tahta runner-up indeks saham dengan cuan tertinggi di kawasan Benua Kuning. Posisi jawara dipegang oleh indeks Sensex dengan kenaikan 1,72%
Lalu, sama halnya dengan IHSG, Mata Uang Garuda juga mampu finis di zona hijau dengan mencatatkan penguatan 0,21% ke level Rp 14.180/US$.
Sejatinya, sepanjang pekan lalu, rupiah bergerak cukup labil. Namun pada perdagangan hari terakhir bulan Agustus, rupiah melesat 0,39% sehingga mampu melengserkan dollar AS ke bawah Rp 14.200.
Sementara itu, berbeda dengan IHSG dan rupiah, harga obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun terkoreksi seiring dengan imbal hasil (yield) yang tercatat naik 11,2 basis poin.
Untuk diketahui pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitu pun sebaliknya. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan resiko dalam satu angka.
Lebih lanjut, pada dasarnya secara umum pasar keuangan Indonesia menutup pekan terakhir Agustus dengan capaian yang cukup baik didorong oleh katalis positif harapan damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Hal ini dikarenakan pada Kamis (29/8/2019), Negeri Tiongkok menunjukkan niatnya untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS dan menentang ekskalasi lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
"Kami siap untuk menyelesaikan masalah melalui konsultasi dan kerja sama dengan sikap yang tenang, berkebalikan dengan meningkatkan eskalasi perang dagang. Kami meyakini bahwa eskalasi perang dagang tidak menguntungkan bagi China, AS, dan seluruh dunia," ujar Wakil Perdana Menteri China Liu He, dilansir CNBC International.
AS-China sebelumnya memang dikabarkan akan menggelar dialog dagang di Washington bulan depan. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menyatakan saat ini tim dari kedua negara sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.
"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao, seperti diwartakan Reuters.
Perkembangan ini tentu sangat melegakan pelaku pasar. Asa damai dagang yang kembali muncul, memantik risk appetite investor untuk kembali berinvestasi di aset-aset beresiko. Arus modal mulai masuk ke pasar keuangan negara berkembang, seperti Indonesia
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA) (dwa)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada! AS dan China Resmi Terapkan Tarif Baru"
Post a Comment