Pasar Emas Galau, Tembus ke Bawah US$ 1.500 Nggak Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot "galau" pada perdagangan Jumat (27/9/19), pergerakan yang sama juga terjadi pada Kamis kemarin, sehari setelah anjlok 1,83%.Sejatinya harga emas sedang tertekan akibat harapan akan adanya damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada Selasa (24/9/19) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan kesepakatan dagang dengan China akan segera terjadi, bahkan lebih cepat dari perkiraan pasar.
"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan yang positif. China mulai membeli kembali produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump di New York, seperti diberitakan Reuters.
Pernyataan Trump tersebut dikuatkan dengan komentar dari Juru Bicara Kementerian Perdagangan China yang mengatakan bahwa Beijing telah membeli kedelai dan daging babi asal AS dalam jumlah yang cukup besar menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara.
Pengumuman itu merupakan sebuah perubahan sikap yang signifikan dari pihak China, mengingat pada bulan lalu Beijing memutuskan untuk menghentikan seluruh pembelian produk agrikultur asal AS.
Negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China di Washington akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Oktober mendatang, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Salah seorang sumber menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi dari China.
Kesepakatan dagang antara kedua negara tentunya menjadi kabar bagus bagi pasar finansial. Pertumbuhan ekonomi AS dan China akan kembali bangkit, dan tentu saja diikuti pertumbuhan ekonomi global. Ketika ekonomi kembali bangkit, maka daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) akan menurun.
Namun, proses pemakzulan Presiden Trump yang sedang berlangsung membuat harga emas masih mampu bertahan dari tekanan. Komite Intelijen DPR AS pada Kamis kemarin sudah merilis aduan yang mencurigai Presiden Trump menggunakan kekuasaannya untuk meminta negara asing ikut campur dalam Pemilu 2020.
Sepanjang sejarah AS, ada tiga kali proses pemakzulan dan belum pernah ada Presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson dan Bill Clinton merupakan dua presiden yang pernah mengalami proses pemakzulan, tetapi mereka tetap menduduki jabatannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatan.
Ada lagi Richard Nixon yang mengalami proses sama akibat skandal Watergate tapi Nixon mengundurkan diri sebelum proses pemakzulan masuk ke tahap voting.
Meski demikian, tetap saja proses pemakzulan Trump menambah ketidakpastian di pasar yang membuat harga emas masih mampu bertahan dari tekanan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(pap/pap)
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Emas Galau, Tembus ke Bawah US$ 1.500 Nggak Ya?"
Post a Comment